15fUkKsZVT9yDgBv50vtln5Ad8Y63wPOAJoCaduz

Kirimkan karya

Kirim

HMJ PAI UIN WALISONGO

Labels

Viewers, Like, dan Komen Jadi Nilai Acuan Tugas Kuliah

 


Oleh:

M. Abdan Syakuro (Mahasiswa PAI Angkatan 2017)




Ini mah pasti yang dapat nilai bagus mahasiwa yang followers nya banyak, lalu bagaimana dengan mahasiswa yang tidak mempunyai banyak pengikut?


        Sebagai seorang mahasiswa kita dituntut untuk memiliki nalar yang kritis yang disampaikan melalui lisan ataupun tulisan. Contohnya dalam sebuah mata kuliah mahasiswa diberi tugas untuk menyusun makalah, berbagai macam penelitian, dan lain sebagainya. Tidak hanya berhenti disitu, mahasiswa juga dituntut untuk menyampaikan lewat presentasi di dalam forum dan kemudian ditanggapi oleh mahasiswa lainnya. Di akhir forum dosen memberikan kesimpulan dari akhir diskusi tersebut, sekaligus memberikan penilaian untuk makalah yang disusun dan presentasi yang disampaikan oleh mahasiswa yang bertugas.

        Namun di akhir tahun 2019 ini munculah pandemi Covid-19 atau yang biasanya disebut Corona. Covid-19 ini muncul pertama kali di daerah Wuhan, Tiongkok. Hingga menyebar ke seluruh penjuru dunia dengan cepat termasuk Indonesia. Pandemi ini mempengaruhi berbagai aspek kehidupan seperti ekonomi, sosial, dan lain sebagainya. Banyak fenomena yang terjadi contohnya karyawan di PHK, perusahan-perusahan yang gulung tikar, tertundanya Liga 1 Indonesia, dan masih banyak yang lainnya.

        Dalam dunia pendidikan pandemi memiliki pengaruh yang sangat besar dari mulai Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi. Siswa Sekolah Dasar harus melaksanakan pembelajaran secara daring (dalam jaringan) yang faktanya kurang efesien hingga para mahasiswa pun mengalami demikian. Dosen memberikan berbagai macam tugas yang menyulitkan mahasiswanya. Pembelajaran kali ini dilakukan secara daring atau online untuk pertama kali serentak dilaksanakan di seluruh wilayah tanah air kita. Corona merubah orientasi penilaian dosen untuk kualitas mahasiswanya. Sudah hampir setahun virus ini muncul ditengah kehidupan masyarakat dunia. Pendidikan adalah salah satu bidang yang terkena dampak pandemi ini. Semua pembelajaran dilakukan secara daring atau online. Hari demi hari berbagai macam tugas pun bermunculan dan salah satu tugasnya yaitu membuat poster papan iklan dan videografi yang di perintah oleh dosen kepada para mahasiswanya. Contohnya dalam pembuatan video harus di upload di YouTobe atau Instagram yang mana dalam memberikan nilai tergantung dari banyaknya penonton atau jumlah like, otomatis hanya mahasiswa youtober atau selebgramlah yang mendapatkan nilai baik itu.

        Namun di sisi lain penilaian berdasarkan viewers dll tidak mencerminkan kualitas dari seorang mahasiswa. Karena masih ada banyak mahasiswa yang memiliki kuatlitas di atas rata-rata yang tidak familiar dengan sosial media seperti Instagram, Facebook, dan YouTobe. Tentu ini sangat merugikan bagi mereka karena mereka tidak mendapatkan nilai yang sesuai dengan kemampuan mereka. Dan sebaliknya, sosial media lebih akrab dengan para mahasiswa yang notabene biasa-biasa saja dan dalam hal ini mereka di untungkan dengan sistem pembelajaran model daring yang aspek penilaiannya berdasarkan viewers, like, dan lain-lain.

        Entah apa yang ada di benak dosen ketika nilai hasil tugas kuliah diambil dari banyaknya viewers, like, dan komen. Saya gak habis pikir ketika dosen memberikan tugas yang tentu menyulitkan para mahasiswanya, di kira kita tidak punya tugas mata kuliah lain apa? Apalagi pembelajaran sekarang serba online. Dan di rumah pun apalagi, harus membantu pekerjaan rumah dari mulai bantuin cuci baju, cuci piring, sampai nganter orangtua belanja kebutuhan pokok di pasar atau supermarket.

        Apalagi mahasiswa seperti saya yang notabene tidak mempunyai keahlian dalam dunia per-edit-an, harus instal aplikasi macem-macem lah mulai dari Filmora, KineMaster, PiscArt, Canva, dll. Macam mana ketika kita-kita ini yang mempunyai HP kentang alias lawas. Udah banyak beberapa kendala seperti memori penuh atau tidak mendukung, resolusi kamera pecah, dan lain sebagainya.

        Seharusnya para dosen memberikan tugas sesuai kemampuan mahasiswa yang mana di masa pandemi ini pastinya para mahasiswa mempunyai berbagai macam kendala di dalam keluarganya, mulai dari krisis keuangan, kebutuhan pokok, ataupun yang lain. Bahkan ada salah satu mahasiswa di masa pandemi ini mencari nafkah sambil kuliah sungguh pemandangan yang langka, karena kondisi seperti inilah yang menuntut kita seperti ini.

        Husnudzon saya, mungkin para dosen menuntut kita agar melek teknologi yang apa-apa serba digital sehingga kita bisa terlatih untuk menggunakan aplikasi ini-itu. Tapi tolonglah, kepada Yang Terhormat Para Dosen Tercinta berikanlah keringanan dalam memberikan tugas kuliah kami agar kami bisa fokus mengerjakan tugas-tugas yang lain secara maksimal.

        Jadi, saran saya para dosen melakukan pendampingan mengenai tugas apa yang nantinya diberikan, tidak hanya menyuruh kerjakan saja, tapi harus diajarkan bagaimana cara mengoperasikan aplikasi ini-itu dan nilailah tugas mahasiswa dengan objektif. Dan seharusnya dosen jangan melakukan penilaian model seperti ini, melainkan harus menilai dari kualitas penyampaian dalam video tersebut.


Related Posts

Related Posts