15fUkKsZVT9yDgBv50vtln5Ad8Y63wPOAJoCaduz

Kirimkan karya

Kirim

HMJ PAI UIN WALISONGO

Labels

MEMBENTENGI DIRI DI MASA PANDEMI DENGAN RESILIENSI

 

Oleh : 

Ahmad Taupik Mulyana (Mahasiswa PAI 2017)



        Organisasi Kesehatan Dunia (WHO, 2020) mengumumkan bahwa wabah virus Corona (Covid-19) dinyatakan sebagai pandemi. Wabah ini merupakan kasus global yang telah menyebar ke setiap negara didunia dan merupakan bencana perdana didunia yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah manusia. Setidaknya 219 negara terjangkit virus corona dan 53 juta orang yang terinfeksi virus corona di setiap negara di dunia per 14 Nopember 2020 (Andrafarm.com).

        Pandemi ini berdampak ke berbagai aspek kehidupan, mulai dari aspek ekonomi, aspek sosial, dan juga aspek kesehatan. Bukan hanya kesehatan fisik saja, namun juga kesehatan mental. Masyarakat dihadapkan dengan perubahan tatanan kehidupan sosial yang signifikan seperti pembatasan sosial, pembatasan perdagangan mikro dan makro, pemangkasan buruh pabrik, pembatasan bekerja dari rumah, hingga sistem pembelajaran online.

        Tentu dengan banyaknya perubahan tatanan ini menjadikan permasalahan bagi masyarakat terutama pada kesehatan mental seperti kecemasan yang berlebih, stres yang berdampak pada prilaku tidak produktif. Tidak hanya itu, banyak orang juga terpaksa beradaptasi dengan kenyataan baru yang didominasi oleh kekhawatiran akan penularan dan penyebaran virus corona.

                Oleh karenanya, resiliensi muncul sebagai benteng kemampuan ketahanan diri dalam menghadapi kondisi global yang dilanda pandemi virus. Resiliensi merupakan kemampuan individu untuk beradaptasi secara positif dan efektif sebagai strategi dalam menghadapi kesulitan.


Terdapat tujuh aspek yang menjadi pembentuk resiliensi secara individu antara lain :

1. Regulasi emosi, yakni kondisi yang mengharuskan untuk tetap tenang dan fokus dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah dan rintangan.

2. Pengendalian impuls, merupakan kemampuan individu dalam mengontrol dorongan, keinginan, dan tekanan yang muncul dari pribadi individu itu sendiri. Contohnya seperti mengontrol diri untuk menjaga jarak, mengontrol diri untuk selalu memakai masker, dan lain sebagainya.

3. Optimis, sebagai bentuk keyakinan individu bisa melewati masa terbertanya.

4. Empati, merupakan kemampuan individu untuk memahami ciri-ciri emosional dan psikiologis orang lain. Seperti memahami kondisi seseorang dan menjaga komunikasi dengan orang lain.

5. Kemampuan analisis masalah, merupakan kemampuan individu untuk menganalisis masalah dari sudut penyebabnya.

6. Efektifitas diri, merupakan keyakinan bahwa seseorang mampu menyelesaikan maslah yang sedang dialami dan mencapai kesuksesan.

7. Peningkatan aspek positif, yakni kemampuan individu untuk memaknai permasalahan yang dihadapi sebagai kekuatan di masa depan. Contohnya dengan adanya bekerja dari rumah, seseorang dapan meluangkan banyak waktunya di rumah dengan kegiatan positif seperti mengembangkan bakat, mencari penghasilan dari rumah, memanage rumah tangga, dan menambah wawasan dengan memperbanyak bacaan literatur di rumah.


Guna meningkatkan reseliensi dan mengurangi tekanan stres selama masa pandemi, berikut cara yang harus ditempuh individu :

1. Menjaga rutinitas harian

2. Selalu berolahraga tiap hari guna menjaga kebugaran jasmani

3. Memilih berita dari sumber asalnya.

4. Selalu menjaga diri ketika keluar rumah dengan mematuhi protokol kesehatan

5. Mencari celah untuk mengembangkan diri

Selama masa pandemi, seseorang harusnya bisa berfikir positif menghindari stres yang berlebihan dan juga selalu meluangkan waktu untuk mengembangkan diri sehingga reseliensi bisa diperoleh dengan sempurna.



Related Posts

Related Posts