15fUkKsZVT9yDgBv50vtln5Ad8Y63wPOAJoCaduz

Kirimkan karya

Kirim

HMJ PAI UIN WALISONGO

Labels

Diskusi dalam Kelas: Nilai Pendewasaan yang Hilang

 



Sumber: Kompasiana.com

Makalah adalah salah satu produk karya tulis ilmiah yang ditulis oleh seseorang. Menulis sebuah makalah bukanlah hal yang sulit, melainkan hanya membutuhkan kejelian untuk melihat situasi dan kondisi yang menuangkannya sebagai ide penulisan. Selain itu dibutuhkan kemampuan menulis yang baik berdasarkan kaidah penulisan karya tulis ilmiah. Makalah biasanya digunakan oleh mahasiswa untuk mempresentasikan hasil pelaksanaan tugas yang dibebankan oleh dosen. Makalah yang ditugaskan oleh dosen kepada mahasiswa sebagai tugas kelompok dan dipresentasikan di dalam kelas, merupakan upaya pendewasaan bagi mahasiswa. Dengan menerapkan pembelajaran dan pemahaman secara mandiri, kemudian diaktualisasikan dengan praktek menjelaskan pemahaman tersebut kepada mahasiswa lain  dalam lingkup kelas. Itu semua adalah bentuk pendewasaan mahasiswa dalam kuliah.

Presentasi adalah berbicara atau berkomunikasi di hadapan orang banyak untuk menyampaikan, ide, gagasan, ataupun materi tertentu. Supaya berjalan dengan baik, presentasi harus disiapkan dengan matang agar maksud yang disampaikan presentator dapat diterima dan difahami para audien. Presntasi yang baik akan mengantarakan kepada keberhasilan presentasi yang dapat dilihat melalui fahamnya audiens dan aktifnya diskusi tanya jawab pada sesinya. Namun, apabila presnter tidak menguasai materi atau tidak menyiapkan presentasi dengan baik tentu akan sangat berdampak pada presentasi yang akan disajikan. Audiens akan kebingungan, tidak faham, dan tidak akan memebrikan perhatiannya kepada presenter yang sedang melakukan presentasi. Kenyataannya inilah yabg kerap terjadi dan menjadi salah satu penghambat dalam proses perkuliahan.

Dalam upaya menjadi presentator yang baik, yang harus dilakukan adalah: Pertama, Menguasai materi apa yang ingin disampaikan kepada audien. Pendalaman materi sangat penting dilakukan sebelum presentasi. Pasalnya jika presentator tidak terlalu menguasai materi yang disampaikan, tentunya akan membuat audien ragu tentang apa yang disampaikan yang bisa mengakibatkan kurangnya rasa simpati terhadap presentator. Kedua, menyampaikan presentasi dengan cara bercerita. Dengan menyisipkan cerita-cerita yang relevan dengan materi yang dibahas akan membuat suasana menjadi lebih hidup dan memudahkan audien dalam menceran materi yang dibawakan. Ketiga, berinteraksi dengan audien agar suasana lebih hidup. Hal demikian bisa memompa semangat audien agar lebih memerhatikan apa yang sedang dipaparkan oleh presentator.

Makalah sebagai bahan diskusi yang ditugaskan oleh dosen berdasarkan kelompok, kerap kali dalam proses pembuatannya didasarkan atas pembagian sub bab tertentu. Mahasiswa cenderung memilah setiap isi pembahasan dan mengerjakannya sesuai sub pembahasan yang didapatkan berdasarkan pembagian yang telah disepakati. Akibatnya kesenjangan pemahaman utuh terhadap suatu ide yang dibahas. Alhasil ketika diskusi berlangsung dan mendapati persoalan di luar sub pembahasana, mahasiswa akan mengalami kesulitan untuk mencerna persoalan tersebut dan tidak mampu mengidentifikasi jawaban atas persoalan itu.

Seharusnya tiap individu yang berada dalam kelompok membahas tuntas semua ide yang ada di dalam pembahasan, kemudian mendiskusikannya untuk saling bertukar isi pikiran. Sinergi semacam inilah yang telah luput dari dalam diri mahasiswa. Padahal upaya ini akan melancarkan proses presentasi yang mudah dipahami dan menarik minat audien.

Di lain sisi, pengiriman bahan diskusi kelas atau makalah seringkali dikirim ke dalam forum kelas pada tengah malam. Padahal tengah malam tentunya para mahasiswa telah merebahkan badannya, terlelap tidur menyembuhkan lelah yang menempel dari kehidupan. Padahal tidak selayaknya kebiasaan seperti itu terus menerus dilakukan. Kebiasaan ini yang akan berdampak buruk kepada mahasiswa.

Sudah seharusnya bagi seorang mahasiswa yang mendapatkan tugas makalah menyelesaikan pekerjaannya tidak terlalu mepet. Hal ini dilakukan guna memperdalam keluwesan materi yang akan disampaikan dan pengirimannya tepat waktu. Tepat waktu yang dimaksud ialah satu atau dua hari sebelum makalah tersebut dipresentasikan, sehingga para mahasiswa dapat mempelajari terlebih dahulu dan menganalisanya terlebih dahulu.

Sebagian para mahasiswa menganggap remeh hal yang dasar tersebut, bahkan menjadikannya seolah-olah tiada artinya. Sekedar menyelesaikan tugas yang diberikan tanpa menyadari nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Pendewesaan yang ingin dicapai ini kemudian terhalang oleh sifat apatis-pragmatis yang lambat laun menciderai generasi penerus bangsa.

Penulis: M. Nauval Fitriansyah

Related Posts

Related Posts