15fUkKsZVT9yDgBv50vtln5Ad8Y63wPOAJoCaduz

Kirimkan karya

Kirim

HMJ PAI UIN WALISONGO

Labels

BEING A DELEGATION THE EXCHANGE OF STUDENTS SEBAGAI UPAYA MENGEMBANGKAN MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF ERA MILENIAL

Dok. Sokrates Empowering Scholl

 “IMPLEMENTASI NILAI-NILAI SUMPAH PEMUDA DALAM

MENGHADAPI PROBLEMATIKA PENDIDIKAN DI ERA 4.0”

BEING A DELEGATION THE EXCHANGE OF STUDENTS SEBAGAI

UPAYA MENGEMBANGKAN MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF

ERA MILENIAL

Diajukan Untuk Mengikuti Lomba KTI Pekan Ilmiah Sumpah Pemuda

HMJ PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG



Disusun oleh:

YULIA MAYASARI 1903016186

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG


Pendahuluan


           Pendahuluan Dalam mewujudkan tujuan pembelajaran dilakukan upaya-upaya dari berbagai pihak seperti pemerintah, guru, dosen, siswa, dan masyarakat lainnya. Hamzah dalam Shodiq menyatakan bahwa tujuan pembelajaran terbagi menjadi tiga bagian yaitu (1) kognitif, (2) afektif, (3), dan psikomotorik1 . Baik pemerintah maupun pendidik terus berupaya untuk mewujudkan tujuan tersebut guna memenuhi kebuituhan perkembangan pendidikan di era milenial. Di era milenial ini dibutuhkan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student center). Sehingga diperlukan adanya model pengembangan pembelajaran interaktif.

        Di era milenial setiap diri memiliki ekspektasi yang tinggi guna berkompetisi diranah global, membutuhkan pembekalan skill, mental unggul dan lain sebagainya2 . Era milenial perubahan terjadi secara cepat di berbagai bidang kehidupan, tak terkecuali pendidikan. Maka diperlukan model-model pengembangan pembelajarn yang interkatif guna menyiapkan Sumber Daya Manusia yang dapat menjawab tantangan perkembangan zaman. 

        Apabila pengembangan tidak dilakukan terhadap model pembelajaran secepatmya maka akan tercipta generasi yang tertinggal. Karena sebagimana yang diketahui pembelajarn masa lalu cenderung berpusat pada guru dan gurulah yang menjadi satu-satunya sumber informasi. Sehingga diperlukan adanya pengembangan agar pembelajarn yang berpusat pada siswa lebih ditekankan dan digunakan di ranah pendidikan.

        Namun, pengembangan model pembelajaran intrekatif ini umumnya dilakukan oelh para gurudan dosen. Namun, jumlah guru yang melakukan pengembangan masih sedikit, dikarenkana masih banyak guru yang belum faham akan cara pengembangannya, kurang aktifnya terhadap perkembangan teknologi, serta minimnya referensi atau pandangan untuk dapat mengembangankan media pembelajaran tersebut. Menyikapi hal tersebut, diperlukan adanya peran pemuda dalam upaya pengembangan model pembelajaran interkatif. Pemuda merupakan generasi dengan usia antara 18-25 tahun. Dimana dalam usia tersebut meripakan usia yang sudah matang untuk mengambil tindakan dan tanggung jawab untuk membantu memajukan pendidikan. Diusia yang sudah cukup dewasa ini peran pemuda ini sangat dibutuhkn dalam dunia pendidikan. Dengan mengetahui bahwa pendidikan mempunyai peran penting dalam sdm bagi Indonesia. Sehingga berdasarkan hal ini penulis membuat gagasan berjudul: Being A Delegation The Exchange Of Students Sebagai Upaya Mengembangkan Model Pembelajaran Interaktif Era Milenial. 


Pembahasan


Model Pembelajaran Interaktif
 
        Susanty dan Kusumawati menjelaskan bahwa model pembelajaran interaktif merupakan salah satu model pembelajaran yang sangat penting dalam meningkatkan kampuan akademik peserta didik3 . Hal ini selaras dengan Sumiyaiti yang menyatakan bahwa model pembelajaran interaktif dirancang agar peserta didik menemukan jawabannya sendiri atas permasalahan yang sedang dihadapi4 . Ali dalam Malichatin menjelaskan bahwa pembelajaran interaktif menekankan pada proses interaksi atau diskusi antara guru dengan siswa, dan siswa dengan siswa lainnya mengenai bahan pelajaran yang didang dibahas. Dengan adanya proses diskusi inilah siswa akan berperan aktif, dan menjadi lebih berani dalam mengungkapkan pendapat. Selain itu, manfaat dari proses diskusi yaitu dapat melatih siswa untuk mengembangakan pola berfikir kritis yang mana dibutuhkan di era milenial. Sehingga dalam mengadapi fenomena di era milenial pengembangan model pendidikan interaktif perlu untuk selalu diadakannya pengembangan berkelanjutan.

 Peran Pemuda dalam Dunia Pendidikan


        Pemuda merupakan aset berharga yang dimiliki oleh suatu bangsa dan posisinya tidak dapat tergantikan5 . Pasalnya pemuda dapat menciptakan perubahan besar terhadap negara yang ditempatinya. Pemuda memiliki peran penting dalam setiap perubahan yang terjadi. Peran pemuda ialah sebagai penerus dari perjuanagn para pahlawan. Para pahlawan terdahulu berjuang dengan mengangkat senjata, sedangkan pemuda saat ini harus berjuang untuk mempertahankan dan memajukan hal-hal yang telah ada. Mulyono dalam jurnalnya menyebutkan bahwa pemuda memilki peran penting dalam sebuah negara yaitu (1) agen perubahan sosial (agent of sosial change) dan (2) sebagai agen modernisasi (agent of moderinization)6 . Kedua peran inilah yang dibutuhkan disetiap bidang kehidupan khsuusnya pendidikan. 

        Peran pemuda di dunia pendidikan selalu ditunggu kehadirannya. Pasalnya pemuda memiliki gagasan-gagasan yang genius dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan. Selain gagasan yang dihasilkan oleh para pemuda peran langung berupa tindakan7 yang dilakukan untuk mengatasi berbagai masalah di dunia pendidikan. Tentunya permasalahan di dalam dunia pendidikan semakin komplesk seiriing dengan terjadinya perubahan zaman. Aksi nyata yang dibutuhkan dunia pendidikan saat ini dari pemuda ialah dalam mengembangkan model pembelajaran interaktif. Pengembangan model pembelajran interaktif ini sebagai upaya peningkatan sumber daya manusia yang unggul. Dalam mewujudkan hal tersebut salah satu peran yang dapat dilakukan oleh pemuda untuk mengembangkan pembelajarn interaktif ini yaitu dengan menjadi delegasi pertukaran pelajar baik tingkat nasional maupun internasional. 


Being A Delegation The Exchange Of Students (Menjadi Delegasi Pertukaran Pelajar) 


        Program pertukaran pelajar saat ini telah diadakan oleh berbagai instansi di setiap negara dan diadakan setiap tahunnya. Pasalnya manfaat dari progma ini sangat besar di masa mendatang, baik bagi negera yang menyelanggarakan, negara yang berpartisipasi serta para peserta yang mendapatkan kesempatan tersebut. kesempatan menjadi delegasi atau perwakilan mewakili instansi atau negara tentulah tidak mudah. Dalam mendapatkan kesempatan ini haruslah peserta melewati beberapa tahap seleksi guna menyelekasi perwakilan terbaik yang akan mewaliki negara sebagai delegasinya. Tentunya para peserta yang terpilih merupakan peserta yang benar-benar berkopemten sehingga dapat meningkatkan indeks prestasi bagi negara. 

        Setelah peserta mengikuti forum pertukatan pelajar, wawasan dan kemampunya akan bertambah dan lebih luas daripada teman-temannya yang lain. Selain itu peserta yang dalam hal ini pemuda dapat membawa perubahan dari apa yang telah di dapatkannya. Bahkan Farida dan Rustiadi juga memberikan gambaran bahwa pemuda (mahasiswa) akan cendrung terlihat lebih memilki kemampuan dan partisipasi dalam proses pembelajaran. Sehingga dengan menjadi delegasi pertukaran perlajar ini merupakan salah satu bentuk tri dhrama perguruan tinggi dan menjadi mahasiswa yang berprestasi. 


Peran Pemuda dalam menjadi Delegasi Pertukaran Pelajar terhadap Model Pengembangan Pembelajaran Interaktif Program pemuda dalam menjadi delegasi 


        Program pemuda dalam menjadi delegasi program pertukaran pelajar ini dapat membantu dalam pengembanagn model pembelajaran interaktif. Pasalnya dengan menjadi seorang delegasi mendapatkan kesempatan tambahan untuk dapat melaksanakan pembelajaran di tempat atau negara lain yang dalam hal ini menjadi delegasi dalam bidang pendidikan. Dengan manjadi delegasi di negara lain ini ia dapat mempelajari model-model pendidikan yang diterapkan di tempatnya menjadi seorang delegasi. Tenatunya dalam forum ini akan ada tambahan wawasan dari para ilmuwan hebat dalam mengembangan model-model pendidikan interaktif. Tentu para ilmuwan ini terus memperbaiki atau melakuakn modifikasi terhadap model pendidikan yang tersedia dalam rangka meningkatkan dan menumbuhkan sumber daya pennguna yang lebih baik. Sehingga hasil yang diperoleh dapat sesuai dengan kebutuhan perkembangan zaman.

        Kesempatan menjadi delegasi ini dapat digunakan oleh para pemuda untuk bertukar informasi, mempelajari hal yang baru bahkan dapat menciptakan sesuatu yang model, metode dan srategi serta dapat dijujikan pada forum tersebut kepada para ahli. Sehingga model yang baru tersebut benar terbukti dapat membawa perubahan dan peningkatan pada objek yang akan dituju. Kemudian setelah para delegasi ini pulang ke negaranya masing-masing mereka dapat menyampaikan gagasannya kepada pemerintah dan instansi-instansi pendidikan dengan kemudahan yang tersedia saat ini. Selain itu, mereka dapat menjadi narasumber dari seminar-seminar pendidikan untuk sekaligus mesosialisasikan model pembelajaran baru yang telah di dapatkan. Dan yang tekahir ia dapat mengajak para pemuda yang lain untuk mendirikan sekolah non formal sebagai pengukur dari model pembelajaran baru sesuai yang dibutuhkan zaman. Peran menjadi delagai ini tentunya memilki aspek kekurangan yaitu tidak semua pemuda mendapatkan kesempatan untuk dapat menjadi delegasi yang ddikarenakan kemapuan pada setiap orang berbeda-beda dan dalam hal ini sangat berpengaruh terhadap proses seleksi.


Penutup 


        Berdasarkan pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa saat ini di era milenial dituntuk dengan pemenughan kebutuhan akan peningkatan Sumber Daya Manusia. Dalam pemenuhan kebutuhan ini dalam dunia pendidikan dibutuhkan model pengembangan interaktif. Pengembangan model pembelajaran interaktif dibutuhkan peran pemuda sebagai aset pembawa perubahan bagi bangsa. Peran pemuda dalam mengembangkan model pembelajaran interaktif ini yaitu dengan menjadi delegasi program pertukaran pelajar (Being A Delegation The Exchange Of Students). Peran ini dapat menjadi cara efektif karena selain dapat menyelaraskan model pembelajaran interaktif yang ada di dunia yaitu dapat menjadi peningkatan prestasi bagi pemuda dan negara asalnya. Sehingga apabila hal ini dilakukan oleh setiap perguruan tinggi di Indonesia maka akan dapat menology sekolah-sekolah yang masih tertinggal akan penggunaan model pembelajarn interaktif.


Daftar Pustaka


Alfaqih, Mifdal Zusron (2016). Mendorong Peran Pemuda dalam Mencegah Korupsi Melalui                         Pendidikan Anti Korupsi, Jurnal Pendidikan dan Kewarganegaraan, Vol 1 (1). hlm 29. 

Fakhrudin, Asef Umat, (2006). Peran Generasi Muda dalam Keberlangsungan Pendidikan Islam. Jurnal         Pemikiran Alternatif Kependidikan. Vol 11 (2). hlm. 2. 

Mulyono. (2020). Peran Pemuda dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Non Formal, Jurnal of Islamic         Studies, Vol 7 (2). Hlm. 259.

Shodiq, Sadam Fajar.(2019), Revital Tujuan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di Era                    Milenial Revolusi Industri 4.0. Jurnal A-Tajdid. Vol 02. No. 02. hlm. 221. 

Sumiyati, Elfa. Penggunaan Model Pembelajaran Interakktif Berbasis Aktivitas untuk Meningkatkan             Prestasi Belajar Siswa Kelas VI pada Pembelajaran PKN SD Negeri 09 Kabawenan 

Supriana, Asep, (2009). Pengembangan Model Pembelajaran untuk Peningkatan Kualitas Pembelajaran         di Era Milenial”, Makalah,

Susanty, Prasasti Esti dan Eny Kususmastuti. (2017). Model Pembelajaran Interaktif Kolompok pada             Mata Pelajaran Seni Tari Jurnal Seni Tari, Vol (1 (1).hlm. 2. 

Related Posts

Related Posts