15fUkKsZVT9yDgBv50vtln5Ad8Y63wPOAJoCaduz

Kirimkan karya

Kirim

HMJ PAI UIN WALISONGO

Labels

Refleksi Dakwah Atraktif di Ranah Media Sosial : Kamuflase Da’i Sebagai Konten Kreator

 

dok. Freepik

Kamuflase Da’i sebagai Konten Kreator

            Da’i berarti orang yang menyampaikan dakwah. Menjadi da’ i dengan memanfaatkan platform digital membutuhkan metode yang informatif dan atraktif, tentunya tetap berlandaskan etika yang baik dalam berdakwah dan tetap berdasarkan pada sumber agama yakni qur’an dan hadis. Sedangkan konten kreator merupakan sebutan atau profesi bagi seseorang yang mampu menciptakan karya berupa tayangan untuk diunggah di beberapa platform, baik berupa tulisan, gambar, video, bahkan suara. Di era digital ini, sering kita temukan seorang konten kreator yang menayangkan wujud aksi karyanya dengan berupa video, sebab penayangan video dianggap lebih atraktif untuk ditonton. Meskipun tidak sedikit juga yang menampilkan konten berupa tulisan, gambar, bahkan suara. Sebagai contoh konten suara yang bisa disebut dengan podcast.

 Jadi, peran kita di media sosial bukan hanya menjadi netizen saja, melainkan juga ikut berkontribusi dalam menyalurkan karya sebagai konten kreator yang berlatarbelakangkan dakwah dan syiar agama. Selain itu, materi yang disampaikan da’i juga menjadi elemen yang paling penting. Sebab, materi dakwah menjadi bahan yang akan dikonsumsi oleh publik remajasecara langsung. Oleh karena itu, memilih materi dakwah dengan cermat dan teliti serta memperhatikan isu yang sedang hangat diperbincangkan oleh masyarakat seputar Agama harus diolah dengan baik sebelum disampaikan kepada publik yang sesuai dengan sumber referensi yang tepat, valid, sesuai ketentuan dasar agama yakni Al-Qur’an dan hadits.

  Mencari isu atau topik yang akan dibahas dalam sebuah konten juga bisa dilakukan melalui pemetaan sesuai pada objek dakwah yang akan dituju, Misalkan disesuaikan berdasarkan gender dan kualifikasi usia. Dengan begitu, lebih mudah bagi dai untuk menjangkau objek dakwah sesuai porsi dan kualifikasinya. Yang terpenting, materi yang kita sampaikan harus sesuai dengan target yang akan dijangkau karena media sosial memiliki jangkauan pengguna yang tidak terbatas penyampaian dakwah diharapkan bisa diterima oleh masyaratkat luas yang tidak melampaui batas norma agama, ideologi, bahkan hal-hal yang bersifat pribadi.  Dan sebagai bentuk apresiasi terhadap dakwah islam, kita dianjurkan untuk mengikuti dan mendukung konten-konten dakwah seperti halnya, dengan menyukai postingan dakwah, memberi komentar positif, dan bisa juga dengan membagikan postingan dakwah di akun pribadi kita sendiri. Masih banyak hal-hal yang harus diperhatikan dalam proses menyampaikan dakwah sebagai konten kreator, seperti cara penyampaian dakwah agar mudah diterima masyarakat, pengeditan video agar terlihat menarik di mata penonton, hingga penampilan dan etika berpakaian dai yang memberikan kesan enak dipandang oleh penonton.

Penulis : Isna Rahmah Sabila

Related Posts

Related Posts