Dakwah
Digital
Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju
dan modern, dakwah tak lagi hanya di kenal sebatas harus dalam satu majelis,
karena berdakwah juga bisa di tempat sunyi ataupun ramai, tenang ataupun ricuh,
bahkan bisa di waktu menyendiri ataupun saat bersosialisasi, terlebih dengan
adanya media sosial yang menjadi perantara penyambung lidah anatara da’i
dengan mustami’, sehingga tidak perlu menunggu adanya momen-momen
tertentu untuk mensyiarkan agama islam, akan tetapi para da’i bisa
menyalurkan berbagai macam ilmu pengetahuan mengenai agama islam kepada semua
golongan dengan perantara media sosial dimanapun dan kapanpun.
Dalam beberapa literasi mengenai bagaimana
pensyiaran agama islam, dakwah yang berupa anjuran, nasehat, peringatan dan
pengerahan yang sifatnya mengajak menjadi alternatif yang paling spektakuler dalam
menyebarkan pundi-pundi ke-islmaan. Bahkan sebagian ulama berpendapat bahwa
dakwah di hukumi fardhu kifayah (kewajiban kolegtif) dan sebagiannya
lagi menyatakan fardhu ‘ain (kewajiban personalitas) bagi setiap umat
islam. Adapun anjuran dakwah telah ada pada masa rasulullah sallalahu alaihi
wasallam, sedangkan praktiknya telah berlangsung pada masa nabi-nabi
terdahulu, seperti Nabi Ibrahim alaihi salam, Nabi Musa alaihi salam serta
nabi-nabi terdahulu.
Dalam
ajaran islam, Allah subhanahu wa ta’ala dengan perantara rasul-nya
mengajarkan umat muslim untuk selalu menyeru kepada jalan kebaikan dengan cara
yang baik-baik.
Pada masa sekarang yang dikenal dengan era milenial,
aktivitas dakwah di kalangan muslim semakin popoler, sehingga penyebaran islam
melalui dakwah semakin besar dan berkembang pesat. Dakwah tidak lagi digunakan
hanya sebatas khutbah di masjid-masjid atau di musholla-musholla, kantor,
sekolah dan Lembaga formal lainnya, namun dengan seiring perkembangan zaman
yang melahirkan berbagai macam keunikan seperti teknologi jejaring sosial dan
semacamnya, telah membawa perubahan yang sangat spektakuler dalam melaksanakan
perintah amar makruf nahi munkar, terlebih dengan semakin meningkatnya
teknologi informasi penyebaran dakwah islami yang semakin tersebar melalui
media sosial, kini menjadi trending di kalangan para pendakwah, baik da’i muda
maupun da’i yang sudah lama menggeluti dunia perdakwahan mampu membuat semacam
kretaifitas dalam penyampaian berbagai ilmu pengetahuan, politik dan ilmu agama
yang termasuk di dalamnya yaitu penyebaran islam dengan cara dakwah. Sehingga
sangat ironis, jika di temukan masyarakat masih buta karena beranggapan bahwa
media sosial hanya akan berdampak negatif dan merusak masa depan, karena
sejatinya segala sesuatu akan mempunyai dua sisi yang berlawanan yaitu positif
dan negatif, tergantung siapa dan untuk apa benda itu digunakan, maka hal itu
juga akan berlaku pada media sosial yang dijadikan alat dalam penyaluran dakwah
dalam artian “media sosial akan menjadi perusak masa depan jika penggunaannya
tidak berdasarkan kepentingan. Namun sebaliknya, akan memberikan dampak psoitif
jika digunakan pada hal-hal yang semestinya”.
A. Dampak Positif Dakwah Digital
Berdakwah menggunakan media sosial juga
merupakan hal yang sangat efektif dan efisien dilihat dari cepatnya penyebaran
informasi hingga ke berbagai penjuru. Berdakwah dengan menggunakan media sosial
juga memiliki banyak manfaat untuk mempermudah mad’u mendapatkan
informasi keagamaan. Dakwah melalui media sosial dapat dinikmati dengan segala
keadaan, karena mengingat bahwa dakwah bukan hanya dilakukan di atas mimbar,
melainkan dapat dilakukan dengan beberapa metode.
Media sosial sangat berpengaruh terhadap
proses dakwah sekarang ini, karena mengingat corona virus kita harus
menjaga social distancing dan menjaga jarak. Maka medsos sangat berperan
penting dalam menyampaikan dakwah di masa pandemi ini, selain itu berdakwah
melalui media sosial banyak manfaatnya mulai dari praktis dan strategis. Tidak
hanya itu, berdakwah melalui media sosial juga membuat mad’u akan selalu
mengingat tentang materi dakwah mengapa demikian? Karena mad’u selalu
membuka aplikasi sosial media dimanapun dia berada dan pastinya akan selalu
muncul notifikasi atau berita terbaru tentang dakwah yang di ikuti.
Sebenarnya kita selaku da’i sudah
diberi fasilitas yang bagus untuk berdakwah. Semua yang kita genggam dalam
keseharian bisa membantu kita berdakwah dan pemanfaatan sosial media sangat
berpengaruh. Salah satunya adalah media visual, dengan menggunakan media visual
dalam berdakwah adalah hal yang efektif berdakwah di media digital, terutama di
aplikasi-aplikasi sosial media yang ada saat ini, apalagi semua penjuru dakwah
sudah melakukan dakwahnya melalui Instagram tv di Instagram, dengan Instagram
tv di Instagram membuat pendakwah lebih mudah untuk men-sharing
dakwahnya.
B. Dampak Negatif Dakwah Digital
Media sosial tidak hanya berdampak
positif, tapi juga mempunyai dampak negatif terhadap kita. Media sosial
menyebabkan masyarakat menjadi malas membaca buku. Mereka lebih banyak bermain
media sosial. Kualitas literasi keislaman memburuk. Orang menjadi mudah percaya
dengan informasi yang tersebar di media sosial, termasuk informasi keislaman.
Naasnya, mereka langsung menyebarkan informasi tersebut tanpa mengecek ulang
kebenarannya. Banyak da’i yang malas buka kitab. Media sosial
menyediakan berbagai macam informasi, termasuk informasi tentang keagamaan. Ini
yang menyebabkan orang malas membuka buku, karena sekali click mereka
bisa mendapatkan informasi yang di inginkan meskipun ke-absahan itu
tidak bisa di pertanggungjawabkan. Klaim kebenaran atas paham keagamaan tertentu
semakin tidak terbatas. Antar satu kelompok dengan yang lainnya saling berdebat
dan mengklaim paham keagamaan kelompoknya sendirilah yang paling benar.
Penyebaran radikalisasi agama, media sosial dijadikan sebagai tempat untuk
menyebarkan pemahaman agaman yang tidak benar, menyebarkan ajaran-ajaran
radikalisme dan terorisme.
Berdakwah
Dengan Milenial
Selain bisa dengan mudah dalam masalah pengaksesan
informasi melalui internet, media sosial juga bisa membangun semangat dakwah
para pemuda, sebab siapa saja yang hendak terjun ke dalam dunia dakwah di era
modern (berdakwah dengan media sosial) tidak disyaratkan pangkat atau
pendidikan yang tinggi, melainkan cukup dengan bisa memahami nash-nash
syariat baik dalam Al-qur’an maupun as-sunnah serta dapat
memahami tafsiran nash tersebut sekaligus bisa menyimpulkan apa yang di
kehendaki oleh nash-nash itu. Tidak cukup sampai disitu, dakwah dengan
media sosial juga menjadi sangat efektif, bahkan sangat tepat bagi seorang
muallaf atau anak kecil, bahkan para remaja yang tidak cukup hanya dengan satu
kali penyampaian kemudian dapat di pahami. Sehingga dengan menjadikan media
sosial sebagai sarana dalam berdakwah, maka dapat memberikan hal yang positif,
karena mereka bisa mengulang-ulang penjelasan yang disampaikan tatkala
dibutuhkan.
Metode penyampaian dakwah melalui media sosial,
cukup bervariasi dan menarik perhatian masyarakat khususnya dimasa milenial
yang pasti sudah mengetahui berbagai macam fungsi aplikasi yang telah di
sediakan didalam media sosial.
Penulis : Febri Amin Nurrohman