15fUkKsZVT9yDgBv50vtln5Ad8Y63wPOAJoCaduz

Kirimkan karya

Kirim

HMJ PAI UIN WALISONGO

Labels

Pemanfaatan IPTEK: Sebuah Keniscayaan dalam Pendidikan

 

Dok. Freepik

Pesatnya perkembangan teknologi informasi di era globalisasi tidak dapat dihindari dampaknya terhadap dunia pendidikan. Tuntutan global mengharuskan dunia pendidikan terus-menerus melakukan penyesuaian terhadap perkembangan teknologi untuk mengakomodasi upaya peningkatan mutu pendidikan, khususnya pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran. Globalisasi telah menciptakan tren dalam dunia pendidikan untuk beralih dari pertemuan tatap muka tradisional ke pendidikan yang lebih terbuka. Di masa depan, pendidikan akan menjadi fleksibel, terbuka dan dapat diakses oleh semua orang yang membutuhkannya, tanpa memandang usia, jenis atau pengalaman pendidikan sebelumnya. Masa depan pendidikan tidak ditentukan oleh gedung sekolah, tetapi oleh jaringan informasi yang memungkinkan interaksi dan kerjasama. Gelombang perubahan dan inovasi dalam dunia pendidikan masih terjadi dan berkembang hingga saat ini. Perubahan ini mencakup akses yang lebih mudah ke sumber belajar, pilihan yang lebih besar dalam adopsi dan penggunaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), serta peran media dan multimedia yang berkembang dalam kegiatan pembelajaran.

Di era sekarang ini, penggunaan teknologi bukanlah hal baru. Dalam dunia pendidikan yang merupakan tempat lahirnya teknologi, sudah sewajarnya bila teknologi dimanfaatkan secara maksimal dalam proses pembelajaran. Tondeur dkk. dalam (Selwyn, 2011) menyatakan bahwa teknologi digital mulai digunakan di lingkungan pendidikan sebagai sarana penunjang pembelajaran, baik sebagai sarana informasi (yaitu sarana mengakses informasi) maupun sebagai sarana pembelajaran (resources to support learning).  Jauh sebelum era globalisasi, tepatnya pada dekade pertama abad ke-20, film bisu diproduksi untuk tujuan pembelajaran. Pada tahun 1910, George Kleine menerbitkan Katalog Film Pendidikan yang mencantumkan lebih dari 1.000 judul film yang dapat disewa oleh sekolah. Itu artinya pemanfaatan teknologi sebagai peralihan dari pendidikan konvensional menuju pendidikan yang lebih terbuka sudah didambakan sejak dahulu.

Pada tahun 1913 Thomas A. Edison membuat pernyataan bahwa, “Buku akan segera menjadi usang di sekolah..., sistem sekolah kita akan berubah total dalam sepuluh tahun mendatang”. Pernyataan tersebut menjadi cukup relevan di zaman sekarang ini, dimana sebagian besar dari kita akan lebih jarang mencari informasi dari buku yang sifatnya fisik dengan berbagai argumen, misalnya terlalu lambat untuk zaman yang serba canggih seperti sekarang ini, atau juga tidak punya cukup waktu untuk membuka setiap lembar halaman buku. Di era digital ini, sebagian besar dari kita akan lebih memilih mencari informasi melalui berbagai situs yang dapat diakses dengan mudah kapan saja dan di mana saja. Selain mencari berbagai informasi melalui situs-situs yang ada, kita juga bisa mengakses berbagai video pembelajaran yang disajikan dengan sedemikian menariknya, sehingga dapat meminimalkan timbulnya kebosanan dalam belajar.

Pemanfaatan teknologi dalam dunia pendidikan semakin dirasakan ketika beberapa waktu lalu terjadi lonjakan kasus covid-19 yang mengakibatkan proses pembelajaran tidak dapat dilaksanakan secara tatap muka dan dialihkan menggunakan pembelajaran secara daring. Dalam kondisi seperti itu, para pendidik yang sebelumnya belum pernah melaksanakan sistem pembelajaran secara daring harus melakukan penyesuaian dengan berbagai media yang digunakan selama pembelajaran daring. Dalam praktiknya, ternyata masih banyak pendidik kita yang gagap teknologi, beberapa mengeluhkan kesulitan-kesulitan yang mereka alami selama pembelajaran daring. Faktor yang mempengaruhi kegagapan teknologi pendidik kita selama pembelajaran daring antara lain adalah faktor usia, lokasi yang dapat dikatakan terpencil, serta sarana dan prasarana yang kurang memadai. Tenaga pendidik yang sudah berusia lanjut umumnya kurang menguasai teknologi sebagai media pembelajaran, beberapa karena memang belum mengenalnya sehingga pemanfaatan teknologi akan menjadi asing bagi mereka, beberapa lagi menganggap teknologi tidak penting mereka pelajari karena usia yang sudah terbilang lanjut dan sebentar lagi pensiun.

Paradigma yang sedemikian itu membuat beberapa pendidik kita gagap saat dihadapkan pada perubahan sistem pembelajaran sebagaimana masa covid-19 kemarin. Selain mengalami kegagapan terhadap media berupa aplikasi yang digunakan selama pembelajaran daring, sebagian pendidik kita juga mengalami kesulitan dalam menyiapkan materi yang digunakan dalam pembelajaran daring. Pendidik kita dituntut untuk melakukan penyesuaian dengan menyiapkan materi pembelajaran menggunakan Powerpoint (PPT), membuat video pembelajaran, serta bentuk-bentuk lain yang dapat memudahkan proses pembelajaran secara daring. Ternyata bukan hanya pendidik kita yang mengalami kesulitan dalam pembelajar daring, peserta didik kita juga gagap dengan model belajar yang harus mereka terapkan. Dalam situasi pembelajaran daring, peserta didik dituntut untuk belajar secara mandiri, mereka diharuskan lebih aktif dan kreatif dalam mencari sumber belajar, serta menemukan metode belajar yang efektif bagi diri mereka masing-masing. Hal tersebut ternyata menimbulkan keluh-kesah dari beberapa peserta didik yang belum mampu mengikuti pola yang diterapkan.

Berdasarkan realitas yang ada, dapat kita sadari bahwa masih banyak yang perlu dibenahi dalam dunia pendidikan di Indonesia. Baik dari sistem pendidikannya, maupun dari segi pelaku pendidikan itu sendiri. Edukasi serta pelatihan dalam mengoptimalkan pemanfaatan teknologi sebagai sebuah sarana yang membawa pendidikan kita semakin maju harus ditingkatkan, sebab pemanfaatan teknologi dalam dunia pendidikan adalah sebuah keniscayaan.


Penulis: Muhammad Najwa Maulana (Mahasiswa PAI UIN Walisongo)
Related Posts

Related Posts